Selasa, 28 September 2010

ini tentang persembunyian di dalam kamar. untuk menghindari para "diktator" yang terus saja memaksa kami untuk mengikuti berbagai maca kegiatan di asrama. ouhgggg... GOD! lindungin kami xD

Jumat, 20 Agustus 2010

independen day

Ini baru namanya hari kemerdekaan.!
bangun jam 3 pagi demi nggak kehabisan makan sahur. mandi jam 5 pagi--kayak abis mimpi basah aja, mandinya pagi banget--'
lalu dengan BANGGA mengenakan almamater kebesaran IPB. hahahagg
setelah berulang kali gw pake, berjam-jam berpatut di depan cermin, lalu dengan berbesar hati dan penuh kesabaran harus gw kembalikan kelemari pakaian. karena, nggak ada anak baru--yang belum di OSPEK yang berani memakainya ke jalan-jalan.

lalu berbaris di tengah lapangan, sesuai kelompok yang telah dibagi. nggak tahu maksudnya karena takut telat ke lapangan upacara, atau emang enak, nyuruh orang lari-lari sambil pake almamater.
"Tahu gini, mending gw nggak pernah make almamater dah, dari pada make tapi event nya nggak tepat banget gini. ckckck..."
sabar bulan puasa, sela nurani ku.
"Iya, bulan puasa. emang bulan puasa boleh ngerjain orang gini yey..?!"

Baris dah tuh, baris. panjangggggg banget. Kakaknya bilang geser, gw geser. kakaknya bilang rapihin sama sebelah kanannya, gw dan kita semua berusaha merapihkan barisan. tapi satu yang nggak bisa gw patuhi. kita mesti berdiri satu jam lebih. dan itu hal yang paling nggak bisa gw tahan.
selama ini mur di tempurung kaki gw emang udah selalu sakit kalau harus berdiri lama. tapi gw nggak boleh manja dihari kemerdekan ini. lagian, ini belum seberapa ketimbang para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan NKRI. karenanya, gw terus berusaha berdiri.

sampai benar-benar tidak bisa diajak diskusi lagi tempurung ini. sambil tengok-tengok--takut ada pengawas yang lewat--karena kata temen gw bakalan di hukum kalau ketahuan jongkok.
aman!
gw jongkok.
dan gw pun berhasil bolak-balik jongkok dalam waktu setengah jam ke depan. namun, keberuntungan nggak selalu berpihak pada seseorang. hik.!
tiba-tiba ada suara berat yang mengejek, "Enak" saat gw baru bangun dari jongkok.
ya ampunnnn, bener kata temen gw, kagak boleh jongkok, "ntar kalo ketahuan dihukum lho."
mampusss gw, langsung aja gw speak, "Aduhhh perut aku sakit banget, kak" wheehehhe..
kakak itu menatap gw nggak percaya. gw beraksi lagi, "Dari tadi juga keringet dingin mulu"
ya iyalah keringet dingin, orang jari sambil pake almamater, trus dari satu setenagh jam lalu angin yang berhembus antara niat gak niat.
"Ya udah kebelakang aja" hahahh... hampir aja ;)

Minggu, 01 Agustus 2010

Satrio Blog: Kelabilan Remaja

Satrio Blog: Kelabilan Remaja: "Setiap orang pasti melewati fase remaja.Karena fase ini berada diposisi penghubung dari kanak-kanak menuju dewasa.Tentu akan ada keanekara..."

Pengalaman Memakai Citra

meski ditertawakan dan bikin temen-temen gw yang ngebaca jadi il-feel, tapi lucu khan...hhe...

Pengalaman pertama:
Halus
Aku udah hampir tiga tahun punya sahabat cowok. Tapi dia nggak pernah sekalipun mau menyentuh kulitku. Bahkan sekedar gandengan tangan saat menyebrang jalan. Aku jadi sebel sendiri. Huh! Memangnya aku punya penyakit menular apa?! Trus dia juga kalau jalan bareng, aku pasti selalu disuruh pakai sarung tangan. Awalnya aku nggak mempermasalahkannya, karena toh dia enak diajak bertukar pikiran. Pengetahuan dia juga luas banget dan karena hobbi kita sama yaitu ke perpustakaan dan toko buku, kita jadi sering jalan bareng.
Tapi suatu hari nggak sengajak tangan kita bersentuhan di kasir—waktu kita sama-sama rebutan buat ngebayarin makan. Parahnya! Dia langsung kalang kabut dan lari ke wastafel. Aku liat dia mencuci tangannya dengan sabun. Aku langsung pulang dan nangis. Semenjak kejadian itu aku nggak pernah mau ketemu dia lagi.
Sampai suatu hari dia datang kerumahku buat minta maaf karena sikapnya yang berlebihan waktu itu. Sebagai gantinya dia memberikanku Citra Lasting Glow -Mangir Jawa & Minyak Zaitun. Kulit tanganku yang sering membantu ibu mencuci pun jadi halus. Ternyata sahabat ku itu trauma sama tangan kasar. Soalnya dia jadi teringat penjahat yang pernah menggamparnya waktu SD dulu. Hihihi… ada-ada aja ya dia.

Pengalaman kedua
Kembali Putih
Aku adalah panitia promnite. Menjadi panitia prom itu sungguh melelahkan, namun semuanya tidak terasa karena begitu bersemangat. Saat persiapan prom hampir beres aku baru sempat kacaan. Aku kaget bukan main. Wajahku kucel ditambah kulit tangan yang kusam karena tidak terawat. Aku panik. Padahal seminggu lagi prom akan mulai. Aku cerita pada mamaku. Meski aku udah skeptis kalau beliau akan membuatkan lulur hijau menjijikan ala jaman dulu. Tapi aku sudah benar-benar pasrah. Saat itu aku benar-benar putus asa. “Terserah mama deh mau diapakan kulit ku. Asal bisa kembali cerah.”
Tahunya mamaku ngasih Citra Lasting White Body Scrub Bengkoang dan Citra Lasting White -
Bubuk Mutiara. Wow! Aku benar-benar salut pada beliau. Karena beliau lebih up to date ketimbang anaknya. Dan hasilnya… SUCSES! Bahkan aku yang hanya panitia prom malah jadi pusat perhatian. Hmm! Makasih Mama… Makasih Citra…

Pengalaman ketiga
Terlihat lebih muda
SMP ku ngadain reonian sama lima angkatan sekaligus. Ketika itu aku mau ke toilet melewati stand angkatan 2003—aku sendiri angkatan 2001. Duduk dua orang cewek yang satu sibuk membisikan sesuatu pada temannya yang satu lagi terngangak. Mereka sama-sama melihat kearahku. Mereka teman-teman adikku. Tapi, karena sangat kebelet aku ngacir begitu saja tanpa menyapa mereka. Balik dari toilet kedua teman adikku itu menyapaku, “Sombong amat sih loe, Sya?!”
“Tahu nih mentang-mentang tambah cantik. Lupa deh sama temen.” Aku tersenyum, “Hei Lala, Hei Dinda. Ini aku Gina, kakaknya Tasya.”
“Ya ampun… kak Gina?! Maaf ya kak kami kira Marsya. Abis kulitnya terlihat lebih muda sih.” Aku sama adikku emang hampir seperti anak kembar yang lahir beda satu menit. Apalagi akhir-akhir ini potongan rambut kita sama. Dan semenjak aku pakai Citra Lasting Purity—Teh Hijau Jepang. Orang-orang jadi sulit membedakan mana yang kakaknya mana yang adiknya. Kami serasa anak kembar yang lahir beda satu menit. Padahal kami beda dua tahun lho… Hahaha.

Juara I di GADISmagz edisi 20

Jumat, 18 Juni 2010

Bapak-bapak jongkok di gang. berrrr...

Biasanya orang-orang kalau lewat gang rumah gw selalu rame-rame. Entah apa yang mereka takuti. Gw sih santai aja, buktinya dua bulan ini hampir setiap seminggu sekali gw pulang malem nggak ada apa-apa. Hari itu seturun dari angkot gw lupa baca doa cz lagi bengong. Dan kebiasaan gw adalah kalau jalan nunduk. Jadi malam itu gw nggak tahu kalau ada bapak-bapak jongkok di depan pintu pagar rumah kosong sambil sibuk ngambilin sesuatu di tanah dengan dua baskom disekitarnya. Gw baru sadar pas jarak gw nggak sampe setengah meter dari tuh bapak trus dia nyapa gw, “Baru pulang, Neng.”
Gw kaget plus jadi merinding. Gw semprt ngeliat sebelah wajahnya. Selama gw pulang malem nggak pernah ada orang di gang itu. Rumah kosong itu ditinggal oleh pemiliknya secara tiba-tiba dua tahu belakangan. Nggak tahu gimana ceritanya, besok paginya ada pemeriksaan pada rumah itu. Ada seorang bapak tergeletak di lantai dengan kaki dipasung. Dia dinyatakan telah meninggal seminggu yang lalu. And you know what?! Itu bapak-bapak yang semalem gw temuin. Huahhh… gw bener-bener nggak akan lewat gang itu lagi!

Telah terbit di CosmoGirl*

"EH, SITI!" ...ku persembahkan untuk...


"Embee'79Jakarta"

<-the same, isn't it?!->
hwehe..








~~yang begitu mengingspirasi ;-)~~

Belakangan (kelas 3SMA): Kalau orang-orang suka ngumpat dengan kata kasar, “Shitt, dan Stupid” aku sukanya ngumpat dengan kata, “Siti” selain nggak terdengar kasar tapi menurutku kata Siti tuh mirip sama kedua kata kasar diatas. Nah, suatu hari saat pembagian rapot, teman ku Hanif—kita baru deket beberapa bulan terakir dan dia tuh anaknya rese banget, jalan di belakang ibunya. Pas lewat samping aku dia nginjek sepatuku sambil ngejek plus ngelewek. Pengen aku bales dengan jitakan, tapi nggak nyampe. Alhasil untuk melampiaskannya ku mengumpat, “Eh, Siti! Rese banget sih loe!.” Tahu-tahu ibunya Hanif nengok dengan muka tidak bersahabat, “Kenapa? ada masalah sama saya?.” Gw liat hanif ketawa-ketawa tanpa suara sampe sakit perut gitu. Gw nggak ngerti kenapa, so gw cuma bisa bilang, “Eh nggak, tante.”
“Tapi tadi kamu nggak sopan banget manggil nama saya pake eh”
HAH?!
Ya mpun gw malu banget! Asli gw nggak tahu kalau nama ibunya Hanif tuh Siti. Pantes si Hanif mpe guling-guling gitu. Ini mah namanya sudah jatuh tertima tangga :’(

Telah di muat pada majalah CosmoGirl*